Selasa, 31 Mei 2011

Untuk perempuan..

Lagi iseng buka-buka laptop abang, dan terenyuh pas baca sesuatu tentang gue (dibaca : perempuan).. 
Selama ini perempuan dianggap lemah, lunglai, lesu, letih, lebay (kata terakhir ini merupakan kata sumbangan dari andini.. >,<)..
Tapi kita gak gitu kok..

Banyakk sisi lain yang  patut diacungin jempol, telunjuk, jari tengah, jari manis, dan kelingking, buat kita..
yak, buat kita..
-PEREMPUAN-

* * *

Ketika Tuhan menciptakan wanita, malaikat datang dan bertanya,
"Mengapa begitu lama menciptakan wanita, Tuhan?"

Tuhan menjawab,"Sudahkah engkau melihat setiap detail yang saya ciptakan untuk wanita?"
"Lihatlah dua tangannya mampu menjaga banyak anak pada saat bersamaan,.
Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan,.
dan semua itu hanya dengan dua tangan".

Malaikat menjawab dan takjub,"Hanya dengan dua tangan? tidak mungkin!

Tuhan menjawab,"Tidakkah kau tahu, dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari".

Malaikat mendekat dan mengamati wanita tersebut dan bertanya,
"Tuhan, kenapa wanita terlihat begitu lelah dan rapuh seolah-olah terlalu banyak beban baginya?"

Tuhan menjawab,"Itu tidak seperti yang kau bayangkan, itu adalah air mata."

"Untuk apa?", tanya malaikat.

Tuhan melanjutkan..
"Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan,.
Wanita ini mempunyai kekuatan mempesona laki-laki,.

Ini hanya beberapa kemampuan yang dimiliki wanita..

Dia dapat mengatasi beban lebih dari laki-laki,.
dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri,.
dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit,.
mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan..
dia berkorban demi orang yang dicintainya,.
dia mampu berdiri melawan ketidakadilan,.
dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang,.
dia girang dan bersorak saat kawannya tertawa bahagia,.
dia begitu bahagia mendengar suara kelahiran..
dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian,.

Tapi dia mampu mengatasinya..

Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.

Cintanya tanpa syarat..

Namun, hanya ada satu hal yang kurang dari wanita..

..DIA SERING LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA..

Rp 2000 untuk sekedar beli roti..

Kejadian ini adalah pengalaman nyata yang emang bener-bener gue alamin. Setelah gue tulis dan gue post di jejaring sosial, ternyata temen-temen gue pada suka..
Well.. moga menjadi jalan untuk pembelajaran dan hikmah bagi kita semua..


***


Sebenarnya hari ini adalah hari yang biasa seperti hari-hari lain..
Hari dimana rutinitasku berjalan seperti biasanya..
Tapi beberapa menit lalu, pelajaran berharga itu datang..
Siang ini aku diberi kesempatan untuk kembali belajar bagaimana seharusnya aku bersyukur atas semua yang telah aku miliki..




Lagi asyik ngenet di kamar, tiba" Sai (baby sitter di rumah) tergopoh-gopoh dateng ke kamar dan berkata..


"Mbak, ada tukang sandal..." sambil ketakutan


Lho, terus kenapa emang..? emang dia mau ditimpuk ma sandal sampe ketakutan begitu..? pikirku dalam hati..


"Iya, gak mau pergi tuu orangnya. Berdiri terus di depan pintu.. " jawabnya sambil terus ngintip-ngintip keluar


"Emang kamu mau beli..? Bilang aja gak ada yang mau beli.." kataku


"Iyaa, udah bilang begitu. Tapi dia gak mau pergi juga. Dia ngomong-ngomong terus. Maksa-maksa gitu mbak, aku takut.."
"Mbak aNda aja deh yang keluar. Aku takut dia malah masuk mbak," katanya sambil terus ngintip-ngintip keluar, memastikan tuu tukang sandal udah pergi atau belum..


Widiiiiihhh...
Tuu tukang sandal sabar amat yaa..
Nungguin terus di depan pintu sampe yang punya keluar dan akhirnya luluh beli satu sandal..


Akhirnya aku beranikan diri keluar, dan bilang ke tukang sandal itu..
"Mas, maaf yaa. Saya lagi gak mau beli sandal. Lain kali aja mas. Maaf yaa.." ucapku


Terus dia ngomong-ngomong gak tau ngomong apa..
Aku berniat masuk lagi ke kamar, meneruskan aktivitas..
Tapi entah kenapa ada sesuatu yang menahanku untuk mengamatinya lebih jauh..


Aku perhatikan sosoknya,..
Mukanya merah banget, penuh dengan keringat dan debu..
Terlihat sekali keletihan di matanya..
Capek banget pastinya..
Pasti dia berangkat pagi-pagi dari rumahnya, memanggul tas besar berisi puluhan sandal yang akan ia jajakan ke rumah-rumah..
Sumpah, tuu tas gede banget, kayak mau pulang kampung..
Dan di kedua tangannya jga masih menenteng beberapa sandal..


Terus dia ngomong-ngomong lagi. Aku lihat dia berkata sambil memegang perutnya..


"Neng, saya cuma pengen minta uang dua ribu. Untuk sekedar beli roti neng," katanya dengan nada sedih walupun ucapannya juga gak kedengeran jelas


Aku terhenyak..
Kasihan.. iba..
Dari matanya bisa aku lihat kalo dia orang yang baik dan tulus..
Berjuang menawarkan supaya setidaknya ada 1 pasang sandal yang terjual, sehingga dia bisa memuaskan laparnya dan membeli sepotong roti..


Aku gak tega,..
Aku masuk ke dalam, mengambil aqua gelas, dan beberapa potong biskuit yang ada di atas meja..
Dan langsung ku berikan ke tukang sandal itu..
Dia menerimanya dengan mata berbinar..


“Terima kasih.. “ katanya sambil berkaca-kaca..


Aku lihat bibirnya juga pucat..
Aku membayangkan, berkilo-kilo dy berjalan..
Dengan semangat untuk menghidupi keluarganya..
Berangkat pagi, memanggul tas besar berisi puluhan sandal,,
Dan itu belum tentu laku terjual..


Aku masuk lagi ke dalam rumah..
Aku ambil sepiring nasi, lauk, dan sayur yang ada di atas meja makan..
Ditambah beberapa gelas air mineral yang kemudian aku masukkan ke dalam plastik..
Tukang sandal itu masih duduk di luar pagar, menikmati biskuit yang aku berikan..


“Ini buat Mas makan..” kataku..


Awalnya dia menolak..
Tapi akhirnya mau juga menerima, sambil terus menikmati gigitan biskuit yang dia makan..


“Terima kasih neng. Semoga cepet lulus kuliahnya,” tulus banget dia bilang begitu.
Heran, darimana dia tahu aku lagi kuliah (biasanya orang ngira aku masih SMP)..
Aku cuma tersenyum dan berkata..


“Hati-hati di jalan ya Mas,”
“Jangan lupa dimakan..”


Potongan biskuit terakhir..
Dan kemudian dia pergi..
Aku cuma bisa menatap punggungnya, dan menangis dalam hati..


Hidup itu berjuang..
Seperti tukang sandal itu..
Berjuang gak kenal lelah..
Bersahabat dengan cuaca, entah panas, hujan, mendung, atau petir..
Walaupun setiap harinya dia gak tau berapa sandal yang bisa dia jual..
Gak tau berapa uang yang nantinya dia dapat..
Gak sebanding dengan berkilo-kilo jarak yang dia tempuh..
Demi membeli sepotong roti..


Tuhan memang punya cara tersendiri agar kita belajar mensyukuri apa yang telah kita miliki..
Selama ini aku makan enak tinggal makan, tinggal beli, tinggal masak sendiri..
Tapi sesungguhnya di luar sana banyak banget orang yang gak bisa makan tiap hari..
Yang harus berjalan berkilo-kilo untuk bisa beli makan..
Kayak tukang sandal ini..


Aku ngebayangin..
Ini baru tukang sandal..
Gimana jadinya tukang cobek, tukang kasur, tukang gerabah,..
Yang barang jualan yang dipanggulnya jauh lebih berat dari sekedar sandal..
 Semoga mereka yang hebat itu selalu diberikan rezeki hari ini, esok, dan seterusnya..


Semoga hari ini ada sandal yang laku terjual..
Setidaknya cukup untuk membeli sepotong roti..
Amien..

malaikat kecil pengumpul besi bekas...

*Bogor, 8 Desember 2010..




Jumat pagi,..


Setelah lelah berkeliling menemani seorang kawan mencari serangga untuk tugas praktikum, aku dan Rikardo duduk di trotoar depan pintu masuk area praktikum TEP IPB, dekat pintu masuk utama IPB..


Sambil menghitung jumlah serangga yang diperoleh, kami beristirahat sejenak. Di sebelah kiri Rikardo, duduk seorang anak kecil, kira-kira umur 7 atau 8 tahun. Berpakaian amat sederhana, memakai sandal jepit lusuh, dan tangannya menjinjing sebuah plastik kecil berwarna hitam yang isinya entah apa..


Anak kecil itu dengan polosnya mengajak Rikardo berbincang, bertanya-tanya bak reporter kawakan,..
“Kakak lagi ngapain, Kak..?”
“Itu apa kak..?”
“Ihh, takut digigit saya sih kak kalo lihat serangga..”
Dan masih banyak seberondong pertanyaan-pertanyaan lainnya yang terus dia lontarkan..


Polos banget..
Mungkin karena Rikardo kelelahan juga, jadi dia hanya menjawab sekedarnya..
Namanya juga anak kecil, wajar kalo banyak tanya-tanya..


Penasaran, aku dekati anak kecil itu..
“Ade gak shalat Jumat..?” aku bertanya, karena memang itu waktunya shalat Jumat..
“Ehhh,... Enggak, Kak” jawabnya dengan agak merasa malu. Mungkin karena ketauan gak shalat Jumat.
“Masih sekolah kan de..?” tanyaku lagi.
“Masih Kak, kelas 3 SD..” jawabnya..
Alhamdulillah, pikirku..
Masih sekolah ternyata..


“Nama kamu siapa de..?”
“Irpan, Kak..” jawabnya pendek.


“Kamu rumahnya dimana, de..?”


Dia pun menyebutkan nama daerah yang aku juga lupa.. Asing kedengarannya, makanya aku gak tau. Yang pastinya daerah itu jauh dari Dramaga (wilayah kampus IPB). Harus naik angkot dulu ke arah Ciampea, dan jaraknya lumayan jauh..


Irpan terus aja bercerita..
“Saya tiap hari bolak-balik Kak, dari rumah sampe ke Laladon..”
“Lho, emang ngapain..?” aneh juga, anak sekecil itu udah berani-berani main jauh-jauh..


“Saya jalan kaki dari Ciampea ke Laladon tiap hari, ngumpulin besi-besi bekas. Nanti buat dijual.”
“Hari ini aja saya udah empat kali bolak-balik dong Kak,” ceritanya dengan nada bangga..


“Hahhhh…???”, aku dan Rikardo kaget dan gak percaya..


Kemudian Irpan menunjukkan isi kantong plastik hitam yang dari tadi ada di tangannya. Isinya besi-besi karatan bekas tutup kaleng, paku-paku yang udah patah, patahan besi-besi kecoklatan yang udah gak berbentuk lagi..


Irpan terus aja bercerita..
“Nih Kak, saya tadi dapet ini. Saya kumpulin aja dari jalan, dari Ciampea ke Laladon. Nanti bisa dijual Kak, buat beli beras, bantuin bapak,” tuturnya.


Hati ini miris..
Anak sekecil itu menggadaikan waktu mainnya untuk bantuin keluarganya beli beras dengan jalan kaki bolak-balik Ciampea-Laladon empat kali sehari, atau mungkin lebih dari itu, cuma untuk ngumpulin besi bekas yang udah gak terpakai dan dibuang untuk kemudian dijual dengan hasil yang gak seberapa. Bahkan gak cukup untuk sekedar beli beras..


Aku tau banget, seharian ini belum tentu dia dapat besi satu plastik penuh. Kalo dijual pun gak sampai lima ribu rupiah..


“Kamu gak capek, de..?” tanyaku heran.
“Enggak dong, Kak. Kan buat bantuin bapak,” lagi-lagi dia menjawab dengan nada bangga.


Mau nangis rasanya. Melihat perjuangan anak sekecil itu demi membantu menghidupi keluarganya, yang sebenarnya dia belum punya kewajiban untuk membantu perekonomian keluarga. Dia masih punya hak untuk menikmati masa kecilnya, masih punya hak untuk main-main sama teman sebayanya, masih belum saatnya dia memikul beban di pundaknya yang belum topang..


Matahari mulai meninggi,..
Perburuan serangga cukup untuk hari ini, dan kita memutuskan untuk pulang karena terlalu lelah..


“Irpan udah makan belum..?” tanyaku..
“Belum, Kak. Irpan gak punya uang. Kan besinya juga belum dijual,” akunya


Aku merogoh kantong. Cuma tersisa lima ribu rupiah disitu, dan aku berikan ke Irpan..
“Kakak mau pulang dulu, udah siang..”
“Irpan beli makan yaa, jangan sampe gak makan..”


 “Iyaa Kak, terima kasih..” sambil tersenyum senang.


“Belajar yang rajin yaa, sekolahnya yang baik.. Tetep semangat yaa Irpan..” ujarku bersemangat..


Sambil berlalu, aku terdiam..
Tulus banget hati Irpan mau merelakan waktunya untuk ikut membantu bapaknya. Entah dia melakukan ini karena suruhan, atau paksaan. Tapi salut dengan semua yang dia lakukan. Berjalan gak kenal lelah setiap hari, demi hasil yang gak seberapa..


Irpan gak pernah terobsesi beli mainan bagus, baju yang keren, atau jalan-jalan ke Ancol seperti anak lainnya. Irpan juga gak pernah merengek-rengek minta Playstation, PSP, atau mainan-mainan keren anak kecil zaman sekarang. Obsesinya cuma satu, yaitu mengumpulkan besi yang banyak, untuk beli beras..


Malu, melihat cerminan diri. Banyak keluh kesah yang masih terucap. Setidaknya lewat malaikat kecil ini aku belajar, bahwa kehidupan harus disyukuri. Aku jauh lebih beruntung dari Irpan, dan malaikat-malaikat kecil perkasa lainnya yang harus berjuang sejak dini, meraih impian sederhana, dengan bahu yang belum topang..


Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu..
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu..
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu..
Dipaksa pecahkan karang, lemah kakimu bergetar..
(Iwan Fals)


Tuhan,..
Aku mohon lindungilah Irpan hari ini, esok, dan seterusnya..
Kuatkanlah pijakan kakinya dalam melangkah..
Dan hangatkan dia selalu dalam dekapan-Mu..
Amien..

maklum lah yaa, saya teh masih newbie disini..

Gudnight everybody..
Pertama kalinya ngeblog, diajarin desain layoutnya sama keponakan tersayang ( hoax ), Andini Nursetiani, yang udah ngajarin desainnya buat tante yg masih amatir ini..
Thanks dear.. 
Besok kamarnya diberesin deh..
Hehehe

Well, karena masih newbie..
Jadi harap maklum, karena saya masih banyak belajar..
Maka saya pun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi peningkatan ke depan..
Tenang aja, pasti ada imbalannya kok..
Yaitu pahala dari Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..
Hehehe 

Oke, let's start to blogging..



...Scripta manent verba volant...